Macam
– Macam Pengelolaan Lingkungan Belajar
Lingkungan
belajar merupakan sarana dan prasarana yang bisa menunjang materi yang didapat
dari gurunya. Lingkunganbelajar tidak berpatok pada lingkungan sekolah atau
universitas akan tetapi lingkungan belajar bisa berada di luar lingkungan
sekolah. Denagan kata lain lingkungan belajar bisa dibagi menjadi 2 macam:
1.
Lingkungan
Belajar Indoor
Lingkungan
belajar ini (indoor) lingkungan belajar yang memang sudah disediakan oleh
manajemen sekolahan agar digunakan untuk para siswanya sebagai sumber belajar
atau lingkungan belajar yang ada didalam sekolahan tersebut. Lingkungan belajar
ini bisa berupa perpustakaan, laboratorium, auditorium dan utamanya adalah
ruang kelas.
Sebelumnya Telah Dijelaskan Secara Lengkap tentang Makalah Pengelolaan Lingkungan Belajar. KLIK DISINI!!!
a. Ruang tempat belajar
Ruang tempat belajar atau bisa juga disebut dengan
ruang kelas sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar. Ruang kelas
bukan merupakan sebuah wilayah yang sangat luas dan dalam ruang kelas antara
siswa dan guru terlibat dalam berbgai kegiatan dan menggunakan berbagai wilayah
ruang yang berbeda. Guru akan memfasilitasi kegiatan-kegiatan jika guru
mengatur ruang belajar untuk memungkinkan pergerakan yang teratur,
mempertahankan distraksi sesedikit mungkindan menggunakan ruan yang tersedia
secara efisien.[1]
Adapun syarat-syarat kelas yang efisien diantaranya:
1. Bersih dan rapi
2. Ventilasi dan pengaturan cahaya nya baik
3. Perlengkapan dan perabotan kelas masih
dalam keadaan baik seperti: papan tulis dan penghapusnya, meja dan kursi siswa,
meja dan kursi guru, alat kebersihan(sapu, pembersih kaca dan tempat sampah)
hiasan dinding, absensi siswa, peraturan kelas, jadwal piket kelas, gambar
presiden dan wakilnya. jadwal pelajaran, jam dinding dan hal-hal yang menarik
lainnya.[2]
4. Sirkulasi udara cukup
5. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 siswa
6. Dapat memberikan keluasan gerak dan
komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
b. Ruang laboratorium
Sekolahan
yang efisien harus mempunyai laboratorium sebagai ruang praktik. Dalam
kaitannya dengan pengelolaan laboratorium, bahan-bahan yang perlu disediakan
sangat tergantung pada jenis laboratoriumnya, diantaranya:
1. Laboratorium IPA, khusunya fisika,
bahan-bahan yang perlu disediakan biasanya berupa bahan-bahan kimia seperti air
raksa, air cuka dan timah. Untuk laboratorium IPA, khususnya biologi,
bahan-bahan yang perlu disediakan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan, kerangka
manusia, dan berbagai macam pupuk tanaman.
2. Laboratorium BAHASA biasanya bahan-bahan
yang disediakan lebih berupa peralatan laboratorium, seperti kaset dan tape
recorder
3. Laboratoriun KOMPUTER perlu disediakan
sejumlah perangkat komputer, yang meliputi layar monitor, keyboard, stavolt,
printer dan central processing unit. Selain perangkat keras diatas,
untuk penyelenggaraan laboratorium komputer perlu disediakan sejumlah perangkat
lunak seperti disket DOS-Utility, disket pemrosesan kata (word
processor)dalam bentuk disket wordstar, chiwriter, word perfect, dan
lain sebagainya.[3]
c.
Ruang
auditorium / ruang serbaguna
Ruang auditorium atau bisa juga disebut dengan ruang
serbaguna yang bisa juga berfungsi sebagai tempat diskusi atau tempat
pertunjukan, dan selayaknya ruang tersebut harus dilengkapi dengan:
1. Panggung pertunjukan
2. Tempat yang luas dan bersih
3. Kamar mandi laki-laki dan perempuan harus
terpisah
4. Dinding harus dilapisi oleh peredam suara
agar tidak bergema
5. Tempat ganti pakaian laki-laki dan
perempuan harus terpisah
6. OHP atau LCD proyektor
d.
Ruang
perpustakaan
Perpustakaan
sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan
murid. Selain memerlukan gedung atau ruang, penyelenggaraan perpustakaan juga
memerlukan sejumlah bahan diantaranya: pensil, pena, kartu peminjaman dan kartu
buku. Sedangkan peralatan-peralatan perpustakaan antara lain: komputer, stempel
peminjaman, jam dinding, sapu, keranjang sampah, daftar kalsifikasi, dan lain
sebagainya. Adapun dalam perabot perpustakaan yang dibutuhkan antara lain: rak
buku, rak surat kabar, rak majalah, kabinet gambar, meja sirkulasi, lemari atau
kabinet katalog, kereta buku, dan papan display. Pengadaan setiap
perlengkapan harus mempertimbangkan hal-hal seperti nilai efisiensi pengeluaran
uang, efisiensi dalam pengaturannya, mutunya baik, enak dipakai, dan menarik
bagi pengelihatan.[4]
2. Lingkungan Belajar Outdoor
Lingkungan
belajar ini (outdoor) adalah kebalikan dari lingkungan belajar indoor yaitu
lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan sekolahan, dalam
artian lingkungan belajar ini diciptakan tidak un tuk proses belajar mengajar
akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti misalnya:
museum, masjid, monumen, dan lapangan.
a. Museum
Museum adalah tempat yang
diciptakan oleh pemerintah untuk menyimpan barang-barang bersejarah sehingga
masyarakat luas dapat mengetahui sejarah-sejarah pada masa lampau, oleh karena
itu museum ini bisa digunakan oleh para siswa untuk menggali pengetahuan
tentang mata pelajaran sejarah dan juga bisa digunakan untuk obsrvasi atau
penelitian
b. Masjid
Masjid adalah tempat yang
digunakan oleh seluruh umat islam untuk menyembah kepada tuhannya dan di masjid
bisa dilakukan proses pembelajaran tidak langsung seperti khutbah jum’at.
Masjid juga bisa dibuat untuk praktik sholat jenazah, praktek wudhu dan lain
sebagainya.
c. Monumen
Monumen dan museum
merupakan tempat yang bersejarah akan tetapi keduanya berbeda. Monumen
merupakan tempat yang memang ada pada zaman dulu dengan kata lain tempat
tersebut tidak dibuat atau diciptakan oleh tangan manusia, namun tempat itu ada
sebagai bukti sebuah kejadian atau sejarah bukan untuk menyimpan barang-barang
bersejarah
d. Lapangan
Lapangan
identik dengan lahan yang luas tanpa adanya bangunan apapun. Di setiap sekolah
harusnya memiliki lapangan karena lapangan juga bisa digunakan.
[1] Bafadal,
Ibrahim, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
[2] Djahmarah,
Saiful Bahri dan Aswan Zain, Startegi belajar mengajar (jakarta:
rineka cipta, 2010)
[3] Evaston,
Carolyn M. dan Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah
Dasar (Jakarta: Kencana, 2011)
[4] Samal,
Sharon E., Dino dkk., Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk
Belajar (Jakarta: Kencana, 2011)
Post a Comment