Makalah Prosedur Pengelolaan Kelas, Rancangan pengelolaan kelas, Kendala serta Solusinya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manajemen kelas merupakan salah satu aspek dari proses pembelajaran
yang paling rumit (memerlukan keterampilan, pengalaman, bahkan kepribadian,
sikap dan nilai seorang guru) tetapi menarik perhatian. Penciptaan sistem
lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karenadengan
situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.Guru harus memiliki
kemampuan dalam manajemen kelas antara lain prosedur dan rancangan manajemen
kelas.
Sebelum mengelola kelas seharusnya guru telah memiliki rancangan
bagaimana agar kelas dapat berjalan secara optimal dan prosedur yang
baik. Tindakan optimal yang dilakukan guru dalam melakukan kegiatan
pengelolaan kelas bukanlah tindakan yang imaginatif semata-mata akan tetapi
memerlukan kegiatan yang sistematik berdasarkan langkah-Iangkah bagaimana
seharusnya kegiatan itu dilakukan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana prosedur pengelolaan kelas?
2.
Bagaimana rancangan pengelolaan kelas?
3.
Bagaimana kendala yang terdapat dalam prosedur dan rancangan
pengelolaan kelas?
4.
Bagaimana solusi prosedur dan rancangan pengelolaan kelas?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk memahami tentang prosedur pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prosedur Pengelolaan Kelas
1.
Pengertian Prosedur Pengelolaan Kelas
Di dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, prosedur adalah cara mengerjakan suatu pekerjaan menurut
tingkat-tingkatnya.[1] Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan
yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan
prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama
dari suatu organisasi.[2]
Menurut Ismail
Masya “prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan
suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang”. Jadi dapat disimpulkan
bahwasannya prosedur ialah suatu rangkaian cara kerja atau kegiatan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang sistematis dengan urutan waktu dan memiliki
pola kerja yang tetap dan telah ditentukan.
Kata
Pengelolaan berasal dari Bahasa Inggris yang berarti “management”.
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengelolaan ialah pengurusan,
penyelenggaraan.[3] Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar
sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.[4]
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kelas artinya pangkat, tingkat, ruang,
golongan, kalangan. Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh
empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses
pembelajaran. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang
merupakan bagian dari masyarakat sekolah sebagai kesatuan diorganisir menjadi
unit kerja secara dinamis yang menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar
yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Syaiful Bahri
dan Aswan Zain menyatakan bahwa “pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
pembelajaran”. Sedangkan Menurut Wragg, “Pengelolaan kelas adalah segala
sesuatu yang dilakukan guru agar anak-anak berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran, bagaimanapun cara dan bentuknya.
Dari uraian di
atas, maka yang dimaksud dengan pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran dengan maksud agar
tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar sebagaimana
yang diharapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur pengelolaan kelas merupakan
serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta
kondisi kelas yang optimal supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien.
2.
Prosedur Pengelolaan Kelas
Prosedur
merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam mengelola kelas.
Prosedur ini menyangkut dimensi pencegahan (preventif) dan dimensi penyembuhan
(kuratif).
a.
Prosedur Dimensi Pencegahan
Prosedur
pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan guru dalam mengatur anak didik,
lingkungan dan peralatan kelas, serta format pembelajaran sehingga mendukung
terhadap suasana belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi belajar yang
tinggi. Dengan kata lain, prosedur pencegahan ini menyangkut segala tindakan
guru sebelum tingkah laku yang menyimpang dan mengganggu proses pengajaran
muncul. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator
keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan
langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang
efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun
langkah-langkah pencegahan dalam pengelolaan kelas yaitu:
1)
Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
Peningkatan
kesadaran diri sebagai guru merupakan hal yang paling strategis dan
mendasar karena dengan adanya rasa kesadaran diri sebagai guru akan
mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang menjadi modal
dasar dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat menghilangkan sikap otoriter
dan sikap permisif yang dipandang kurang manusiawi dan kurang realistik.
Implikasinya di kelas, akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang
stabil, kepribadian yang harmonis, berwibawa. Penampakkan sikap ini akan
menumbuhkan respon positif bag siswa siswa.
2)
Peningkatan Kesadaran Pada Siswa.
Kurangnya
kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung,
dan dapat memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kuran
terpuji dan dapat mengganggu kondisi pembelajaran. Dengan itu untuk
meningkatkan kesadaran peserta didik perlu melaksanakan hal-hal berikut :
a)
memberitahukan akan hak dan kewajiban sebagai peserta didik,
b)
memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan motivasi kepada
peserta didik,
c)
menciptakan suasana saling menghormati dan rasa keterbukaan antara
guru dan peserta didik.
3)
Sikap Jujur Dan Tulus
Guru hendaknya bersikap jujur dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannnya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh peserta didik.[5]
4)
Mengenal Dan Menemukan Alternatif Pengelolaan Kelas
Seorang guru
harus mampu mengidentifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku siswa yang
sifatnya individual maupun kelompok, termasuk penyimpangan yang disengaja
maupun tidak disengaja. Guru juga harus mengenal berbagai pendekatan yang
paling tepat. Selain itu, sebagai guru juga perlu belajar dari
pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil, hal ini dimaksudkan agar
guru dapat mencari alternatif yang bervariasi dan
tepat dalam menangani berbagai masalah pengelolaan kelas.
5)
Menciptakan Kontrak Sosial
Pada dasarnya
kontrak sosial diciptakan sangat berkaitan dengan standar tingkah laku yang
diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya
dalam memenuhi kebutuhan siswa. Untuk mengelola kelas, norma berupa kontrak
sosial atau daftar aturan, tata tertib dengan sanksinya yang mengatur kehidupan
di dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui bersama oleh guru
dan siswa. Jadi, dengan kata lain perumusan dari kontrak sosial tidak
dibenarkan jika hanya disepakati oleh satu pihak saja, misalnya hanya disetujui
oleh pihak guru saja.
b.
Prosedur Dimensi Penyembuhan
Prosedur
pengelolaan kelas yang bersifat kuratif merupakan tindakan yang dilakukan guru
sebagai respon untuk mengatasi tingkah laku anak yang menyimpang atau
mengganggu itu. Dalam hal ini, guru dituntut untuk berusaha menumbuhkan
kesadaran anak dan tanggung jawab memperbaiki tingkah lakunya sehingga yang
bersangkutan bisa kembali berpartisipasi aktif dalam pengajaran. Adapun
langkah-langkah penyembuhan dalam pengelolaan kelas sebagai berikut :
1)
Mengidentifikasi Masalah
Pada
tahapan ini seorang guru
harus melakukan kegiatan untuk mengenal dan mengetahui
masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam suatu kelas. Kemudian
mengidentifikasi jenis-jenis penyimpangan, sekaligus mengetahui latar belakang
yang membuat siswa melakukan penyimpangan perilaku.
2)
Menganalisis masalah
Seorang guru
harus menganalisis penyimpangan pada siswa dan menyimpulkan latar belakang
terjadinya penyimpangan tingkah laku dan sumber-sumber dari
penyimpangan itu. Setelah ditemukan penyimpangan, guru menentukan
alternatif-alternatif penanggulangan atau penyembuhan dari penyimpangan
tersebut.
3)
Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada tahapan
ketiga ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan berdasarkan sejumlah
alternatif yang telah tersusun. Sesudah terpilih alternatif pemecahan yang
dianggap tepat, selanjutnya guru mengaplikasikan alternatif pemecahan itu.
4)
Mendapatkan balikan
Pada tahapan
keempat ini guru melakukan kegiatan kilas balik. Tujuannya untuk menilai
keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai
sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik dilakukan
oleh guru dalam bentuk pertemuan dengan siswa, diusahakan dengan penuh
ketulusan, semata-mata untuk perbaikan dan kepentingan siswa dan sekolah.
Selain itu, perlu disikapi perilaku guru pada saat pertemuan tersebut. Agar
diantara kedua pihak dapat saling memperbaiki dan saaling mengingatkan untuk
kepentingan bersama.
B. Rancangan
Pengelolaan Kelas
Menurut bahasa rancangan berasal dari kata rancang yang artinya
membuat gambar bentuk bangunan secara kasar (hanya garis-garis besarnya),
menyusun dalam pikiran tentang rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan.[6] Rancangan
berarti apa yang dirancang. Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian
kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional
untuk mencapai tujuan tertentu.[7]
Jadi, rancangan pengelolaan kelas yaitu serangkaian kegiatan yang disusun
secara sistematis agar terciptanya kondisi kelas yang kondusif dan optimal
Dalam kaitannya dengan tugas guru, berarti guru menentukan
serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah pengelolaan kelas yang disusun
secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk tujuan menciptakan
kondisi lingkungan pembelajaran bagi siswa yang optimal.Dalam penyusunan
rancangan pengelolaan kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1.
Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan
memberikan arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam
pengelolaan kelas.
2.
Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya. Yakni, setiap
saat seorang siwa akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu dalam
lingkungannya.
3.
Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan
penyimpangan yang dilakukan oleh siswa, melalui identifikai masalah
penyimpangan yang dihadapinya.
4.
Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam
pengelolaan kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan
pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
5.
Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan
pengelolaan kelas.[8]
Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut
dipertimbangkan dalam penyusunan rancangan pengelolaan kelas. Setelah rancangan
tersebut disusun, hal yang terpenting, yaitu proses pelaksanaannya. Peranan dan
pengaruh guru menjadi penting karena disamping kemampuan dan keterampilan guru
dalam melaksanakan rancangan, maka sikap, tingkah laku, kepribadian, serta
kemampuan berinterksi merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian.
Langkah-langkah proses pengelolaan kelas, antara lain:
1.
Memahami hakikat konsep dan tujuan pengelolaan kelas.
2.
Menentukan permasalahnya baik dari segi prevenrtif atau kuratif.
3.
Mempertimbangkan hakikat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan
perkembangan sendiri, lalu memperhatikan kenyata’an penyimpangan perilaku yang
ada.
4.
Menentukan pemasalahan dari segi individu maupun kelompok.
5.
Menyusun rancangan pengelolaan kelas dari segi preventis individul
atau kelompok.
6.
Menjabarkan langkah-langkah kegiatan rancangan pengelolaan kelas.
7.
Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan
peranan guru sangat menentukan.[9]
8.
Melakukan monitoring untuk mengetahui sejauh mana hasil pemecahan
masalah itu dilaksanakan dan ditaati atau telah terjadi perkembangan baru.
C.
Kendala Prosedur dan Rancangan
Pengelolaan Kelas
Berbagai konsep mengenai prosedur dan rancangan pengelolaan kelas
telah dibahas sebelumnya. Implementasi dari konsep dan realisasi usaha tersebut
bukan merupakan suatu hal yang dapat terwujud begitu saja tanpa ada
kendala/rintangan yang akan dijumpai oleh para guru di sekolah. Ini berarti
bahwa terdapat sejumlah faktor yang dapat berpengaruh dalam merealisasikan
konsep-konsep tersebut.
Kendala-kendala yang biasa dijumpai diantaranya:
1.
Masih ada guru yang kurang memahami konsep-konsep mengenai prosedur
dan rancangan pengelolaan kelas secara global.
2.
Ada beberapa guru yang tidak dapat meningkatkan kesadarannya
sendiri sebagai guru.
3.
Guru kurang memahami berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas,
sehingga guru tidak dapat memilih pengelolaan yang tepat pada pelaksanaan
prosedur pengelolaan kelas.
4.
Guru tidak melaksanakan pengelolaan kelas sesuai prosedur dan
rancangan yang telah disusun.
D. Solusi
Prosedur dan Rancangan Pengelolaan Kelas
Setiap kendala atau permasalahan selalu ada solusinya, begitu juga
dalam permasalahan pengelolaan kelas. Solusi dari berbagai kendala di atas
adalah sebagai berikut:
1.
Pengajar harus selalu memperdalam pengetahuan dan pemahamannya
mengenai prosedur, rancangan dan strategi pengelolaan kelas.
2.
Pengajar harus dapat meningkatkan kesadarannya sendiri sebagai guru
dan kepribadian yang dimiliki guru harus disenangi siswa.
3.
Pengajar harus mendalami konsep-konsep berbagai pendekatan
pengelolaan kelas.
4.
Pengajar harus melaksanakan pengelolaan kelas berdasarkan prosedur,
rancangan dan strategi yang telah disusunnya agar pengelolaan kelas berjalan
lancar dan efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prosedur pengelolaan kelas merupakan serangkaian langkah
kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang
optimal supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Prosedur
ini menyangkut dimensi pencegahan (preventif) dan dimensi penyembuhan
(kuratif).
Rancangan pengelolaan kelas yaitu serangkaian kegiatan yang disusun
secara sistematis agar terciptanya kondisi kelas yang kondusif dan optimal.
Dalam penyusunan rancangan pengelolaan kelas dipengaruih oleh lima
faktor. Setelah rancangan tersebut disusun, hal yang terpenting, yaitu
proses pelaksanaannya.
Setiap kegiatan pasti memiliki kendala-kendala atau permasalahan
yang dihadapi begitu juga dengan prosedur dan rancangan pengelolaan kelas.
Namun disetiap permasalahan akan selalu ada solusi untuk mengatasinya.
B.
Saran
Setelah mempelajari prosedur dan pengelolaan kelas, sebagai calon
pendidik sudah seharusnya bagi kita untuk dapat memahami prseudr dan
pengelolaan kelas dengan baik agar dapat diaplikasikan dilapangan nantinya.
Karena hal ini sangat penting bagi kelangsungan proses belajar mengajar.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Badudu, J.S.
dan S.M. Zaid, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996
Jones, Vern dan
Louise Jones, Manajemen Kelas Komprehensif, Jakarta: Kencana,
2012
Majid,
Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006
Rachman,
M, Manajemen Kelas, Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikti Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1998
Sodikin,
dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Airlangga,
2002
Yasin,
Sulchan, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Surabaya: AMANAH
Surabaya, 1995
[1] J.S. Badudu dan S.M. Zaid, Kamus Umum Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan), h. 1092
[2] Abdu Majid, Perencanaan Pembelajaran,(Bandung: Remaja Rosda Karya
2006) h.110
[3] Abdu Majid, Perencanaan Pembelajaran,(Bandung: Remaja Rosda Karya
2006) h.110
[4] Abdul Majid, Loc,Cit., h. 120
[5] M. Rachman, Manajemen Kelas. (Jakarta: Depdikbud. Ditjen.
Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1998), h. 76
[6] Sulchan Yasin, Loc,Cit., h. 207
[7] Vern Jones dan Louise Jones, Manajemen Kelas
Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 41
[8]Ibid, h.
42
[9] Sodikin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: Airlangga, 2002), h. 58
Post a Comment