Makalah Tentang Kreativitas dan Entrepreneurship

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

            Jaman sudah berubah. Bukan jamannya lagi setelah lulus lalu mencari kerjaan ngawula/ikut orang. Seyogyanya sudah harus dipunyai tekad kuat untuk tidak mau kerja ikut orang tetapi membuat kerja bagi dirinya betapa pun sederhananya. Malah nantinya mampu mempekerjakan orang. Dengan kata lain, hendaklah menjadi entrepreneur/wirausaha.

Apa itu entrepreneurship, bagaimana peranannya bagi masyarakat luas, apa itu entrepreneur, bukankah itu bukan bakat maka bisa dibangun, apa ciri-ciri utama entrepreneur, variabel apa saja yang berpengaruh positif, apa beda dengan manajer/intrapreneur.

B. PENGETIAN KREATIVITAS DAN INOVASI

Pengertian kreativitas

1.    Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu, kemampuan seseorang untuk  melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbedadengan apa yang telah ada sebelumnya.Menurut Zimmerer (1996) untuk mengembangkan keterampilan, seseorang menggunakan otak sebelah kiri.

2.      Memunculkan sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya.

3.      Suatu proses yang menghasilkan karya baru yang bisa diterima oleh komunitas tertentu atau bisa diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat.

4.      Kemampuan berpikir untuk menghasilkan karya yang variatif, baru dan bisa diaplikasikan. (berpikir kreatif)

5.      Pemikiran yang menghasilkan cara baru, konsep baru, pemahaman baru, penemuan baru, atapun karya seni yang baru. (berpikir kreatif)

6.      Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan masalah, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasilnya (Munandar, 1999: 39).

7.      Sedangkan, Sawyer (2003) melihat kreativitas sebagai proses melalui waktu dari pada ciri statik dari individu atau produk kreatif tertentu

Syarat-syarat berpikir kreatif

1.      Melibatkan respons atau gagasan yang baru.

2.      Memecahkan persoalan secara realistis.

3.      Mempertahankan dan mengembangkan orisinalitas.

4.      Berpikir secara divergen: fluency, flexibility, originality

5.      Berpikir analogis: berpikir tidak konvensional, mampu melihat berbagai hubungan yang

6.      tidak terlihat.

Pengertian inovasi

 

1.      InovasiInovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalamsituasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifat nya relative(apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu konteks dapat menjadi sesuatu yangmeruapakan lama bagi orang lain dalam konteks lain).Inovasi adalah memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang menambahatau menciptakan nilai-nilai manfaat(social/ekonomik) (Gde Raka,2001). Untuk menghasilkan perilaku inofatif seseorang harus melihat inovasi secara mendasar sebagai proses yang dapatdikelola (John Adair,1996)1

 

2.      Inovasi adalah Usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi,berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.

Inovatif adalah Kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru. (inovatif)

Berfikir Inovatif  adalah Proses berpikir yang menghasilkan solusi dan gagasan di luar bingkai konservatif.

 

Syarat-syarat inovasi

 

1.      Menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

2.      Menghasilkan produk yang relatif baru.

3.      Menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok.

 

Syarat-syarat berpikir inovatif

 

1.      Elastisitas yang tinggi

2.      Produktivitas yang tinggi

3.      Orisinalitas yang tinggi

4.      Sensitivitas yang tinggi

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.KREATIVITAS DAN ENTREPRENEURSHIP

           

Pengertian kreativitas

1.    Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu, kemampuan seseorang untuk  melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbedadengan apa yang telah ada sebelumnya.Menurut Zimmerer (1996) untuk mengembangkan keterampilan, seseorang menggunakan otak sebelah kiri.

2.      Memunculkan sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya.

3.      Suatu proses yang menghasilkan karya baru yang bisa diterima oleh komunitas tertentu atau bisa diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat.

4.      Kemampuan berpikir untuk menghasilkan karya yang variatif, baru dan bisa diaplikasikan. (berpikir kreatif)

5.      Pemikiran yang menghasilkan cara baru, konsep baru, pemahaman baru, penemuan baru, atapun karya seni yang baru. (berpikir kreatif)

6.      Csikszentmihalyi (1996) memberi definisi tentang kreativitas diawali dengan suatu pertanyaan ”where is creativity” dan bukan what is a creativity. Pertanyaan tersebut diajukan hanya untuk menjelaskan bahwa untuk memahami kreativitas harus dilihat dari satu kesatuan yang dibangun dari tiga sistem yang saling berhubungan, yakni domain (kawasan), field (bidang), dan person (orang). Jadi, yang dimaksud dengan creativity is any act, idea, or product that changes an existing domain, or that transforms an existing domain into a new one -- tindakan, ide, atau produk apa saja yang mengubah kawasan yang ada, atau yang mentransormasi kawasan yang ada ke dalam suatu kawasan yang baru (hal. 28). Semiawan (1996)

7.      membicarakan kreativtitas dengan membedakannya dengan inteligensi dan menguraikan bahwa kreativitas dipandang sebagai salah satu dimensi keberbakatan. Definisi lain dikemukan oleh Sonawat and Begani (2007:2) adalah pernyataan pikiran yang dapat diekspresikan melalui berbagai respon khususnya pada anak-anak karena mereka sedang berada pada tahap penemuan dan ciptaan.

 

 

 

Pengertian entrepreneurship

Entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis, di abad pertengahan, yang secara literal artinya between-taker atau go between, “pedagang” perantara (supplier, distributor)

Entrepreneurs bisa didapatkan dalam semua profesi (pendidikan, kedokteran, pekerjaan sosial, hukum, riset, arsitektur, manufaktur, distribusi)

 

 

B.KENAPA KREATIVITAS DIPERLUKAN

Kreativitas dibutuhkan dan diperlukan dalam setiap bidang yang kita geluti, termasuk bidang saya sebagai seorang planner (perencana). Merencanakan tata ruang pun butuh kreativitas agar bisa menyelesaikan segala macam permasalahan dan persoalan perkotaan yang semakin kompleks. Anda dituntut untuk tetap mampu menghasilkan ide-ide baru agar Anda bisa mengikuti perubahan, dalam hal ini sebagai planner yaitu perkembangan masyarakat dan perkotaan yang ada.

Seluruh elememn perkotaan pun harus kreatif, baik pengusaha (sektor swasta), masyarakat, maupun pemerintah. Ketika ide-ide kreatif itu muncul maka bangsa kita tiodak lagi hanya bisa meniru yang dikembangan dan dihasilkan orang lain. Lihat saja, bagaimana teori ekonomi yang diterapkan di Indonesia, mengikuti teori kapitalis yang dikembangkan orang-orang barat. Wajar saja bangsa kit tidak pernh maju. Kemajuan pereonomian suatu negara hanya diukur dengan pendapatan perkapita saja. Padahal, bisa jadi hanya sebagian kecil saja yang berkontribusi pada nilai Pendapatan per kapita tsb. Nyatanya, sebagian besar (>80%) kekayaan Indonesia thanya dikuasai kurang dari 10% warga Indonesia. Sisanya masih banyak warga kita yang kelaparan, makan nasi akik maupun busung lapar dimana-mana. Ini semua karena kurangnya kreativitas baik dari pemegang kebijakan tertinggi maupun sampai tataran level terbawah.

Maka, pendidikan kreativitas diperlukan untuk meningkatkan hajat hidup masyarakat Indonesia.

Salah satu kesulitan terbesar manusia adalah kesulitan dalam menerima ide baru.Hal baru akan membuat manusia berfikir bahwa apa yang selama ini mereka yakini adalah salah. Sangat wajar, kemudian,apabila manusia pada umumnya tidak menyukai ide baru, dan cenderung menghindari/meminggirkan orang yang membawa ide baru tersebut.

Walter Bagehot


 

C.APAKAH KREATIVITAS DAPAT DI LATIH

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap orang dapat belajar untuk menjadi kreatif.  Joyce Wycoff penulis beberapa buku kreativitas menyatakan setiap orang dapat diajarkan teknik-teknik dan tingkah laku yang membantu mereka untuk menghasilkan ide-ide yang lebih banyak, namun seringkali karyawan dalam perusahaan tidak pernah diharapkan untuk bertindak kreatif. Sebenarnya, kreativitas adalah suatu keterampilan dengan hasil yang langsung dan berasal dari karyawan.

D.HAMBATAN HAMBATAN DALAM BERFIKIR KREATIF

Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap orang Description: Creative Brainmemiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal? Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

1.      Rasa Takut
“Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?”
“Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan.”
Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan `post-it’ notes?

2.      Rasa Puas
“Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman.” “Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?”
Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru.

 

 Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

3.      Rutinitas Tinggi
“Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya.”
Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan’ Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses).
Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

4.      Kemalasan Mental
“Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar.”
“Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya.”

Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru.
Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya

 

 

 

5.      Birokrasi
“Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?”
Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.

6.      Terpaku pada masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif.
Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar didunia.

7.      “Stereotyping”
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.

 

 


 

E.MENINGKATKAN KREATIVITAS INDIVIDUAL

Individu yang kreatif adalah individu yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dalam mengadaptasi berbagai macam situasi dan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mungkin kita merasa kesulitan untuk mengukur apakah diri kita termasuk pribadi yang kreatif atau bukan, atau sering terjadi kesalahan dalam memposisikan seseorang menjadi kreatif. Csikszentmihalyi mengemukakan sepuluh pasang ciri pribadi kreatif yang nampaknya paradoks tetapi menyatu dalam diri seseorang. Dengan kata lain, terdapat sepuluh karakter kebribadian kreatif plus sepuluh karakter lain yang juga melekat.

Sepuluh pasang ciri kepribadian yang dimaksud dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.      Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik untuk melalukan pekerjaan hingga berjam-jam dengan penuh konsentrasi, tetapi sifat lain yang juga melekat pada pribadi yang kreatif cenderung tenang dan rileks bergantung pada kondisi yang memungkin kedua karakteristik itu muncul.

 

2.      Individu-individu yang kreatif cenderung pintar, cerdas, atau pandai, tetapi pada saat yang sama juga mereka mengalami kelemahan dan kenaifan.

 

3.      Karakteristik paradoks ketiga merujuk pada kombinasi antara kedisiplinan dan kesukaan bermain-main, adanya rasa tanggungjawab dan ketiadaan rasa tanggungjawab.

 

4.      Individu-individu kreatif memiliki karakterisitk yang mengubah dan saling berganti antara imajinasi dan fantasi yang berakhir dengan pengertian realitas yang mengakar.

 

5.      Orang-orang yang kreatif nampaknya melindungi kecenderungan yang berbeda pada rangkaian antara extroversion dan introversion. Pribadi yang kreatif dapat bekerja sendiri untuk berkreasi, menulis, melukis, melakukan percobaan, melakukan riset, tetapi mereka juga tetap membutuhkan pihak lain untuk diajak bertukar pikiran dan bahkan mengenal dan menghargai hasil karya orang lain.

 

6.      Orang-orang yang kreatif sangat rendah hati dan pada saat yang sama juga mereka bangga dengan hasil karya dan prestasi yang mereka peroleh. Mereka sering tidak mau menonjolkan diri karena perjalanan karir mereka bukan hanya berhenti dari hasil karya yang baru dihasilkan tetapi masih melanjutkan pada sejumlah aktivitas kreatif yang belum dihasilkan.

 

 

 

 

7.      Dalam semua budaya, laki-laki dibesarkan untuk menjadi masculin, jantan, dan untuk mengabaikan dan menindas aspek-aspek perangai yang budaya hormati sebagai feminine, perempuan, betina, sedangkan wanita diharapkan untuk melakukan yang sebaliknya. Orang-orang kreatif menghindari stereotipe gender yang kaku. Lepas dari kedudukan gender maksudnya adalah laki-laki dan perempuan bisa asertif dan sensitif, dominan dan submisif pada saat yang sama. Kadang-kadang perempuan yang kreatif cebderung lebih dominan dari pada perempuan lain, begitu pula pria kreatif cenderung lebih sensitif dan kurang agresif dari pada pria lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lepas dari ikatan dan karakter berdasarkan gender.

 

8.      Pada umumnya, orang-orang kreatif dibawa untuk menjadi orang yang suka menentang dan merdeka. Tetapi, pada saat yang lain mereka bisa menjadi orang yang konservatif dan tradisional.

 

9.      Kebanyakan orang kreatif cebderung bersemangat bila menyangkut hasil karya yang mereka tampilkan, tetapi sangat objektif dalam menilai karya mereka.

 

10.  Keterbukaan dan sensitivitas orang-orang kreatif boleh jadi membuat mereka mendderita jika mendapat banyak serangan dan kritik terhadap hasil usaha mereka. Namun pada saat yang sama, mereka juga mendapat kegembiraan yang luar biasa.

 

Untuk dapat meningkatkan kreativitas personal, Csikszentmihalyi mengajukan beberapa car, yakni dengan berupaya untuk bisa memperolah energi kreatif, membangkitkan rasa keingintahuan dan minat, mengelola flow (aliran/jalanya) pikiran dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan yang kuat untuk mempertahankan energi kreatif yang sudah muncul, mengelola ciri internal dari energi kreatif yang sudah tumbuh dan mengalir di dalam diri, dan mengaplikasikan energi kreatif itu dalam kehidupan nyata. Untuk dapat mengaplikasikan energi kratif dalam diri, perlu menemukan masalah yang mungkin timbul, lalu berpikir secara divergen serta memilih kawasan khusus masalah yang akan diselesaikan. Jika seluruh rangkian elemen energi kreatif seperti yang dijelaskan di atas dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kreativitas personal akan muncul dengan sendirinya dalam setiap aktivitas hidup manusia.

 

 


 

F.TAHAP TAHAP PROSES KREATIF

Kerja kreatif meminta menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan -sintetik, analisis dan praktikal- yang semuanya bisa dikembangkan. Kemampuan sintetik mampu membangkitkan ide baru dan menarik. Seringkali seorang kreatif memiliki partikel berpikir sintetik yang bagus menghubungkan antara sesuatu dengan hal lain dengan spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan berpikir kritik, keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki ide menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis pikirannya memungkinkan mengejar ide jelek menjadi bagus. Menggunakan kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan test. Kemampuan praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori ke praktek dan ide-ide abstrak kepada kecakapan praktikal. Implikasi dari penanaman teori kreatif ialah memiliki ide yang sangat bagus tetapi mereka tidak bisa menjualnya. Orang kreatif menggunakan kemampuannya meyakinkan orang lain bahwa idenya bisa diterapkan.

Dalam proses berlangsungnya kreativitas, maka menurut Graham Wallas menjelaskan beberapa tahap sebagai berikut;

  1. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan (preparation). Pada tahap ini ide datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana ide itu lahir.
  2. Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation). Dalam pengembangan kreativitas, pada tahap ini diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang timbul. Berbagai teknik dalam menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”, perluasan, dan pendalaman ide.
  3. Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination). Pada tahap ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya dengan orang yang signifikan bagi penemu, sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih disempurnakan lagi.
  4. Tahap empat, verfikasi (verification). Perbaikan dari perwujudan hasil tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap akhir dari proses ini. Dimensi dari perwujudan  karya kreatif dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung. (Conny R. Semiawan, 1998)

 

 


 

G.CIRI CIRI ENTREPEREUR YANG KREATIF

Menjadi seorang entrepreneur memang tidak mudah, besarnya resiko usaha menjadi salah satu penghalang terbesar bagi masyarakat untuk memulai usaha. Bahkan karena takut menghadapi resiko, banyak masyarakat yang berhenti ditengah jalan dan yang lebih parah lagi banyak diantara mereka yang mundur sebelum mereka mencoba. Mereka lebih memilih zona aman tanpa memikirkan besarnya resiko kerugian. Tak heran jika masyarakat kita lebih berminat menjadi pegawai negeri sipil atau menjadi karyawan di sebuah perusahaan dibandingkan menjadi seorang entrepreneur. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua orang memiliki jiwa entrepreneur.
Apakah Anda termasuk orang yang memiliki jiwa entrepreneur? Berikut kami berikan
ciri seorang entrepreneur yang membedakannya dengan orang lain :

1.         Memiliki mimpi besar
Seorang entrepreneur selalu memiliki mimpi besar, mereka mulai menjalankan bisnisnya karena adanya motivasi untuk mencapai mimpi besar mereka. Mimpi yang mereka miliki, menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya. Sehingga dalam mengambil keputusan, seorang entrepreneur akan menyesuaikannya dengan mimpi yang dimilikinya. Jadi segala peluang usaha yang dijalankannya akan lebih terarah, dan berhasil mencapai kesuksesan. Mimpi seorang entrepreneur bukan sekedar menjadi seorang pegawai, namun ia memiliki cita – cita besar untuk menciptakan lapangan kerja baru yang dapat memberdayakan masyarakat.

2.      Pandai mengatasi ketakutannya
Banyak orang yang masih takut untuk mengambil resiko, namun hal ini tidak berlaku bagi seorang entrepreneur. Mereka pandai dalam mengelola ketakutannya dan menumbuhkan keberanian untuk meninggalkan segala kenyamanan yang ada, serta memilih menghadapi sebuah resiko. Namun keberanian untuk menghadapi resiko tetap disertai dengan perhitungan yang matang. Sehingga seorang entrepreneur bukan hanya berani nekat saja, tetapi juga berani bertanggungjawab atas keputusan yang telah diperhitungkannya.

3.      Mempunyai cara pandang yang berbeda
Seorang entrepreneur selalu memandang masalah, kesulitan, keadaan lingkungan sekitar, perubahan trend dan kejadian yang sedang dihadapinya saat ini, untuk memunculkan kreativitas guna menciptakan ide
ide bisnis dan konsep bisnis yang memiliki prospek cukup cerah. Selain itu segala kejadian yang ada di sekitarnya menjadi ide bagi mereka, yang selanjutnya dijadikan sebagai peluang usaha baru yang menjadi impiannya.

 

 

 

4.      Pemasar sejati atau penjual ulung
Seorang entrepreneur juga memiliki kemampuan dalam menyusun strategi
pemasaran bisnis, sehingga dalam membangun sebuah bisnis pertumbuhannya bisa semakin cepat. Tanpa adanya skill ini, orang yang memulai usaha akan memperoeh beban lebih berat dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai impiannya.

5.       Menyukai tantangan
Banyak orang yang memilih untuk bertahan di zona aman, namun seorang entrepreneur tidak suka berlama – lama dengan kegiatan yang monoton. Dia lebih suka menggunakan kreativitasnya untuk menjadikan tantangan yang dihadapinya menjadi
peluang bisnis yang menguntungkan. Bahkan banyak entrepreneur yang menganggap tantangan adalah peluang bagi mereka.

6.      Mempunyai keyakinan yang kuat
Description: entrepreneur sukses 250x145 Ciri Seorang Entrepreneur

Ciri yang keenam ini yang sering dilupakan oleh orang lain. Entrepreneur memiliki keyakinan bahwa sebenarnya kegagalan itu tidak ada. Bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil. Kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya. Namun dengan menganggap bahwa semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu optimis bahwa semua rintangan bukan akhir dari segalanya dan pasti ada jalan keluar untuk menghancurkan rintangan tersebut.

7.      Selalu mencari yang terbaik
Selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik guna memberikan hasil yang terbaik pula bagi para konsumennya. Itu yang selalu ada dalam diri seorang entrepreneur, mereka cenderung perfectionist. Karena mereka memiliki tujuan untuk mencari cara yang terbaik agar konsumennya tidak merasa kecewa dengan pelayanan yang telah diberikannya.

8.      Disiplin waktu untuk pemenuhan target
Kedisiplinan menjadi hal penting bagi seorang entrepreneur, bagi mereka waktu yang terbuang sama halnya melewatkan sebuah peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. Maka benar adanya jika ada pepatah yang mengatakan “ time is money ” karena dengan membuang waktu sama halnya dengan melewatkan begitu saja peluang untuk mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itu seorang entrepreneur selalu disiplin dalam segala hal, untuk mencapai target yang mereka tentukan.

 

9.      Memiliki kemampuan untuk memimpin
Seorang entrepreneur merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan pemimpin bagi para karyawannya. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, Anda dapat me
motivasi diri sendiri dalam hal pengambilan keputusan. Selain itu ketika menjadi seorang entrepreneur, maka secara tidak langsung Anda juga harus siap menjadi pemimpin yang baik bagi para karyawan Anda, karena mereka berkaca pada diri Anda. Jadilah teladan yang baik bagi karyawan Anda, dan dorong mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi para para konsumen.

 

10.  Pantang menyerah
Yang kesepuluh yaitu pantang menyerah, seorang entrepreneur memiliki visi dan semangat juang yang besar. Mereka pantang menyerah pada hambatan, tidak pernah putus ada untuk selalu mencoba memberikan yang terbaik bagi para konsumennya. Jika menemui jalan buntu, seorang entrepreneur tidak akan diam begitu saja menerima kegagalan. Mereka akan mencari jalan alternatif, agar bisa meraih impiannya.
Sekian dulu informasi dari kami, sekarang saatnya mencocokan karakter diri Anda dengan ciri entrepreneur yang telah kita bahas. Apakah diri Anda sudah memiliki jiwa entrepreneur seperti diatas?

 

DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Utami. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Memujudkan Potensi Kreatrif dan Bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sawyer, R., et al. (2003). Creativity and Development. Oxford: Oxford University Press.

Semiawan, Conny. (1996). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Proyek Pendidikan Tenaga Guru.


Post a Comment

Previous Post Next Post

Terkini