1. Strategi Penanaman Disiplin Kelas
Dalam penerapannya, disiplin kelas tidak dapat
begitu saja diberikan kepada peserta didik. Dalam hal ini dibutuhkan
sosialisasi yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, dalam
penanaman disiplin kelas memerlukan strategi yang jitu, yakni dengan
menggunakan pendekatan yang baik terhadap peserta didik. Strategi yang dapat
digunakan dalam penanaman disiplin kelas tersebut antara lain :
Sebelumnya telah dibahas secara lengkap tentang Makalah Disiplin Kelas. KLIK DISINI!!!
1. Dengan
model contoh yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Dalam hal ini guru
memberikan contoh tentang cara bersikap, bertutur, dan berperilaku yang baik
yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku.
2.
Penerapan peraturan tata tertib yang fleksibel, yang nyaman dan tidak membuat
peserta didik merasa tertekan selama proses belajar.
3.
Menyesuaikan peraturan dengan psikologi dan perkembangan anak. Hal ini
bertujuan supaya anak tidak merasa tertekan dan perkembangannya tidak terganggu
karena tekanan terhadap psikologinya.
4.
Melibatkan peserta didik dalam pembuatan aturan atau tata tertib, supaya siswa
merasa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri, meski
pada kenyataannya peraturan tersebut dibuat dan disepakati bersama.
5.
Menjalin hubungan sosial yang baik dengan peserta didik agar tercipta suasana
kekeluargaan yang nyaman.
6.
Mengajarkan untuk hidup menurut prinsip struktur otoritas. Hal ini berkaitan
dengan prinsip dalam bertindak yang sesuai dengan aturan Tuhan YME.
7.
Memperlakukan orangtua peserta didik sebagai mitra kerja. Seorang pendidik
sudah seharusnya bekerjasama dengan orangtua peserta didik dalam penanaman
sikap disiplin. Karena bagaimana pun keluarga memiliki pengaruh yang sangat
besar dalam proses belajar anak.
8.
Mengatur dan menciptakan suasana kelas dengan baik. Kelas yang teratur dapat
menjadi wadah peserta didik dalam “mengikuti arus” saat proses belajar
dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan fisik sekolah,
misalnya : penataan ruang kelas, pangaturan tempat duduk, dan persiapan
mengajar.
9.
Pemberian reward (penghargaan) kepada siswa yang berperikalu baik. Hal ini
dapat memacu siswa untuk menaati kedisiplinan.
2. Faktor
yang Mempengaruhi Strategi Penanaman Disiplin Kelas
Dalam proses penanaman disiplin kelas tentu tida
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penanaman disiplin kelas
itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi tersebut tentu faktor dari dalam
(internal) dan faktor dari luar (eksternal). Untuk lebih jelasnya mari kita
lihat keterangan berikut:
A. Faktor internal
a. Faktor
fisiologis,
yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran,
penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan
sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin
belajar siswa. Siswa yang memiliki keadaan fisiologis yang sehat cenderung
dapat melaksanakan disiplin kelas dengan baik.
b. Faktor
Psikologis,
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses
disiplin kelas :
1. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi
belajar. Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat
meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap
pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam
proses belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh
hasil yang lebih baik. Dan apabila peserta didik mempelajari sesuatu yang
kurang sesuai dengan bakatnya, tingkat kedisiplinannya juga rendah.
3. Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar
adalah untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai
tujuan.
4. Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan
energi psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar
terhadap suatu obyek (materi pelajaran).
5. Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga dalam
menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebih diutamakan.
c. Faktor
Perorangan
Yang dimaksudkan faktor perorangan adalah sikap
seseorang terhadap suatu peraturan. Walaupun sudah mengetahui tentang ketentuan
atau peraturan yang sudah ada masih juga dilanggar, atau bersikap acuh tak acuh
terhadap ketentuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari murid-murid yang tidak
mau mengindahkan peraturan digariskan baik oleh guru/wali kelas maupun oleh
sekolah. Sebagai contoh misalnya hari Senin murid-murid diharuskan untuk ikut
apel bendera dan memakai pakaian seragam sekolah. Tetapi peraturan tersebut
masih juga dilanggar murid, walaupun ia sudah mengetahuinuya. Ia tidak ikut
apel dan bahkan tidak memakai pakaian seragam dengan disengaja.
B. Faktor eksternal
a. Faktor
Sosial
Yang dimaksudkan dengan faktor sosial di sini
adalah faktor manusia sebagai makhluk sosial yang berkaitan dengan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka manusia mempunyai
kecendrungan-kecendrungan sebagai berikut :
1. Manusia didalam kelompoknya selalu ingin
diikutsertakan.
2. Manusia didalam kelompoknya ingin diperhatikan.
3. Manusia didalam kelompoknya selalu ingin berhasil
dan dihargai kelompoknya.
4. Manusia didalam kelompoknya memerlukan penghargaan
dan perasaan diperlukan oleh orang
lain.
5. Manusia didalam kelompoknya memerlukan sesuatu yang
dapat membebaskan diri dari keterikatan
waktu dan ruang.
Murid-murid atau siswa-siswa sebagai manusia,
makhluk sosial tidak terlepas dari kecendrungan-kecendrungan tersebut. Oleh
karena itu seorang guru/wali kelas dalam usaha untuk menciptakan, memelihara
dan meningkatkan disiplin kelas harus memperhatikan hal-hal tersebut. Sebagai
contoh seorang guru/wali kelas dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut
kepentingan kelas, tanpa berunding dengan murid-murid, mengakibatkan
keputusan-keputusan tersebut tidak dilaksanakan atau dipatuhi oleh
murid-muridnya.
b. Faktor
Nonsosial
1. Lingkungan
fisik
Dalam hal ini lingkungan fisik berkaitan dengan
suasana kelas/sekolah, dan sarana prasarana yang ada. Lingkungan kelas yang
baik dapat membangkitkan semangat peserta didik maupun pengajar untuk
melaksanakan disiplin kelas dengan baik, namun sebaliknya apabila lingkungan
kelas maupun sekolah tidak baik dan tidak mendukung, maka persentase
pelaksanaan disiplin kelas juga akan sangat kecil. Kelas yang lingkungan
kerjanya sehat dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang baik antara
murid dengan murid, guru dengan murid dan guru dengan guru akan meningkatkan
disiplin belajar mengajar dikelas. Selain itu lingkungan fisik yang baik, juga
dapat meningkatkan disiplin kelas. Lingkungan fisik yang baik misalnya
fasilitas kelas yang teratur dan tersusun rapi serta cukup. Kekurangan
fasilitas untuk belajar dapat menimbulkan kemalasan yang pada akhirnya
mempengaruhi disiplin kelas. Sebagai contoh misalnya seorang guru diserahi
tugas untuk mengajar bidang studi biologi. Ternyata buku wajib untuk
mengajarkan ilmu tersebut tidak ada, sedangkan guru tersebut hanya diberikan
GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) untuk bidang studi tersebut. Akibatnya
guru tersebut selalu mencari bahan-bahan pelajaran tersebut sesuai dengan GBPP
dari buku-buku lain yang materinya dipandang relevan dengan GBPP tersebut.
Apabila guru tersebut kewalahan mencari bahan-bahan pelajaran tersebut, maka
sudah barang tentu dia tidak akan masuk mengajar karena materi yang akan
disampaikan tidak ada. Kalaupun guru tersebut mengajar, maka materi yang akan
disampaikan kepada anak menyimpang dari ketentuan yang sudah digariskan dalam GBPP
untuk bidang studi biologi tersebut.
Post a Comment