ABSTRAK
Dalam
dunia pendidikan dikenal beberapa teori pendidikan. Salah satunya adalah teori humanistik yang fokus dalam pembahasan ini adalah perilaku
manusia. Realitanya proses pembelajaran yang berlangsung di kelas tidak
berjalan dengan semestinya, karena
proses pembelajaran di kelas didominasi oleh peran guru.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi dalam
proses pembelajaran bahasa Arab di kelas VII
SMP IT Darul
Rahman Tempuling - Tembilahan dengan menggunakan pendekatan humanistik. Dengan
penelitian ini diharapkan dapat
memberikan solusi kepada semua pihak dalam pembelajaran bahasa Arab umumnya, dan khususnya SMP IT Darul Rahman
Tempuling - Tembilahan sebagai tempat dilakukannya penelitian ini.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan pengamatan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data yang dilakukan
penulis adalah analisis
deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada
implementasi pendekatan humanistik dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas VII
SMP IT Darul Rahman Tempuling – Tembilahan, penulis melihat pada proses
pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung, guru sudah mampu dalam
mengimplementasikan pendekatan humanistik pada metode pembelajaran bahasa Arab.
Hal ini dilihat antara guru dan siswa maupun sebaliknya, penciptaan suasana
yang nyaman tanpa ancaman, para siswa ikut berpartisipasi dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa, guru
bertindak sebagai fasilitator dan mediator, di samping itu siswa diberikan
kebebasan berpendapat. Namun ada beberapa hambatan terkait implementasi
pendekatan humanistik yaitu kurangnya fasilitas media dan sumber belajar yang
memadai di sekolah. Solusinya adalah menggunakan media dan sumber pembelajaran
di sekolah dengan kreativitas siswa.
Kata Kunci : Implementasi, Pendekatan
Humanistik, Pembelajaran Bahasa Arab.
Proses belajar dan mengajar yang terjadi di
kebanyakan sekolah dianggap masih
kurang manusiawi. Banyak peristiwa yang terjadi di dalam kelas khususnya maupun
di dalam lingkungan sekolah masih bertumpu
pada guru sehingga
hubungan antara kedua belah pihak masih berjalan searah (Arikunto, 1990, 10). Secara umum dalam
proses pembelajaran selalu dijumpai siswa sebagai subjek yang belajar,
dan guru sebagai subjek yang
memberikan pembelajaran. Disebabkan oleh kedudukan guru sebagai orang dewasa yang melakukan pendewasaan, di sini berlaku
bagi satu aspek pembelajaran, maka tidak mustahil
bahwa proses yang terjadi dalam pembelajaran
seringkali menjadi “berat sebelah“.
Siswa dipandang sebagai pihak yang pasif sebagai objek,
sedangkan guru bertindak
sebagai pihak yang “serba menentukan“. Di sinilah letak sumber kesalahan yang terjadi di dalam
proses pembelajaran yang menyebabkan
timbulnya alasan kurang selarasnya hubungan antara
guru dan siswa. Kekurangselarasan inilah yang dipandang sebagai “kurang manusiawi“(Arikunto,
1990, 4). Maka dari itu, kesadaran pada diri para pendidik bahwa tugas guru adalah banyak berkaitan dengan tugas-tugas
kemanusiaan, yang dalam relasinya dengan siswa banyak
memerlukan sentuhan emosional(Arikunto, 1990, 290).
Berbicara pendekatan humanistik atau konsep belajar humanistik
tentunya tidak bisa dipisahkan dengan paham psikologi humanistik. Paham ini
selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya
terhadap potensi-potensi yang positif yang ada pada setiap insan. Pendekatan humanistik
dalam pendidikan menekankan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada
siswa. Dalam prosesnya mereka diberi pengalaman belajar, diakui, diterima,
dimanusiakan. Sehingga pada gilirannya siswa menjadi optimis untuk sukses(Arikunto,
1990, 2).
Bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan ( Maimunah, 2016, V.14.1)
Yakni bahwa bahasa Arab memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ilmu
pengetahuan. Pentingnya pembelajaran bahasa Arab hingga perlu dibuat berbagai
pendekatan agar siswa lebih memahami dan menguasai bahasa Arab. Sebagai bahasa
kitab suci al-Qur’an, bahasa Arab tidak bisa dipisahkan dengan umat Islam.
Karena itu, pembelajaran bahasa Arab di Indonesia bertujuan untuk mengkaji dan
memperdalam ajaran Islam melalui kitab-kitab berbahasa Arab dalam bidang tafsir,
hadits, fiqh, aqidah, dan tasawuf ( Mustofa
&Hamid, 2012, 6 ). Karena keeratan kaitannya dengan inilah perlu adanya
pendekatan yang membuat siswa merasakan kesenangan dengan bahasa Arab sehingga
berdampak positif bagi peserta didik dalam memahaminya.
Pembelajaran bahasa Arab sebagai sebuah sistem terdiri dari
komponen- komponen yang berhubungan secara fungsional satu sama lain. Komponen-
komponen tersebut antara lain : komponen tujuan pendidikan, komponen tenaga
pendidik, komponen anak didik, komponen materi (bahan) pendidikan, komponen
metode dan komponen evaluasi pendidikan (Baharuddin & Makin, 2016, 169).
Menentukan metode pembelajaran bahasa Arab di suatu sekolah
diperlukan adanya beberapa hal yang harus diperhatikan, tidak terkecuali dengan
siswa. Agar lebih bisa bermakna bagi para siswa maka perlu adanya pendekatan
yang menempatkan siswa sebagai subjeknya yaitu dengan melihat teori belajar
humanistik.
Di antara tokoh teori humanistik ini
adalah Abraham Maslow. Ia menggagas teori baru tentang motivasi yang mengatakan
bahwa manusia memiliki enam jenis kebutuhan, yakni kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki-dimiliki, kebutuhan akan
cinta, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
(Schunk, 2012). Maslow menekankan bahwa dengan memiliki motivasi yang kuat yang
berdasarkan pada kebutuhan manusia itu sendiri, maka seseorang bisa
mengembangkan potensinya secara penuh karena seseorang berperilaku disebabkan
karena adanya tujuan yang ingin ia capai.
Selanjutnya Carl. R Roger
mengutarakan prinsip-prinsip belajar humanistik yang meliputi hasrat untuk
belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif
sendiri dan belajar untuk perubahan(Yusuf, 2007). Dengan prinsip-prinsip tersebut,
seseorang akan memiliki kebermaknaan untuk meningkatkan diri masing-masing
temasuk dalam hal belajar.
Berdasarkan pendapat kedua tokoh
humanistik tersebut, dapat kita lihat bahwa teori tersebut menekankan pada
pembelajaran yang berpusat kepada pelajar. Pelajar secara aktif, mandiri dan bertanggung
jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan peran guru hanya sebagai
fasilitator yang melayani kebutuhan domain afektif pelajar.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asri
Solikhati tentang pendekatan humanistik sangat efisien dalam pembelajaran
bahasa Arab. Dan juga jurnal yang ditulis oleh Uci Sanusi, (2013 V. 11. 2) yang berjudul “Pembelajaran dengan Pendekatan Humanistik”. Jurnal
ini menyimpulkan analisis kebijakan, proses
pembelajaran, problematika pembelajaran humanistik pada mata pelajaran secara
keseluruhan. Serta skripsi oleh saudari Nurul Sholikhah Rahmawati, (2012)
yang berjudul “Implementasi Pendidikan Humanistik dalam Metode Pembelajaran PAI di SD
N 2 Drono Ngawen Klaten Jawa Tengah”.
Skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana implementasi dari pendidikan humanistik yang diambil dari teori belajar humanistik Carl Rogers yang dapat
diterapkan dalam metode pembelajaran PAI.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilaksanakan di kelas VII SMP
IT Darul Rahman Tempuling - Tembilahan yang terletak di kabupaten Indragiri Hilir provinsi Riau, Indonesia. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan
analisa deskriptif, dimana metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah
dengan menggunakan deskriptif kualitatif, setelah data yang dibutuhkan
didapatkan, maka data tersebut di kelompokkan dan di uraikan berdasarkan
jenisnya dan dianalisa dengan menggunakan analisis kualitatif.
Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini berdasarkan pada pendapat Sugiono (2015), maka penulis
menggunakan: Wawancara, yaitu dengan menggunakan teknik wawancara bebas
terpimpin, artinya wawancara dilaksanakan dengan mengajukan
pertanyaa-pertanyaan pokok yang telah di susun berdasarkan inti permasalahan
yang bertujuan agar peneliti bisa mendapatkan data terutama tentang pelaksanaan
pendekatan humanistik dalam 4 pembelajaran
bahasa Arab di kelas VII
SMP IT Darul Rahman Tempuling - Tembilahan. Kemudian observasi, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan observasi partisipatif, yakni peneliti terlibat secara langsung
pada kegiatan pembelajaran bahasa Arab yang diamati. Jenis kegiatan yang
diobservasi yaitu proses pembelajaran bahasa Arab dengan menerapkan pendekatan humanistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,
menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa Arab di kelas VII SMP IT Darul
Rahman sudah dikatakan masuk kriteria pendekatan humanistik, terlihat dari
penguasaan guru dalam mengajar yang memvariasikan gaya belajar yang
menyenangkan, suasana kelas hidup, variatif dalam pemilihan media, tidak
membosankan serta tidak monoton.
Hal ini didasarkan atas hasil pengamatan peneliti saat Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) berlangsung guru menyampaikan materi pelajaran bahasa
Arab dengan cara penganalogian, maksudnya proses penalaran atau penangkapan
berdasarkan hasil pengamatan siswa terhadap suatu objek yang ditunjukkan guru.
Seperti dalam pembelajaran mufradat, disini guru memberi stimulus kepada siswa
agar mereka dituntut untuk berpikir dan berusaha mencari tahu apa yang sudah
disampaikan guru melalui penganalogian tersebut misalnya, guru memperagakan
makna mufradat yang disampaikan melalui salah satu gerak tubuhnya atau
perantara benda yang terdapat di sekitarnya. Hal ini menunjukkan peran siswa
sangatlah diakui keberadaannya untuk ikut berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran bahasa Arab.
Berdasarkan hasil wawancara
yang kami lakukan dengan guru pengajar bahasa Arab di SMP IT tersebut maka penulis mendapatkan informasi bahwa
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan humanistik sudah lama
diterapkan mengingat dan menimbang bahwa pendekatan ini sangat efesien apabila
diterapkan dalam pembelajaran. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru hanya menjadi fasilitator. Hal menjadikan siswa lebih merasa
dihargai dan berfpartisipasi aktif dala proses pembelajaran.
Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurul Huda (2014),
yang berjudul “Perbandingan Pemikiran Paulo Freire dengan Ki Hajar Dewantara
Tentang Konsep Pendidikan Humanistik serta Relevansinya Terhadap PAI”. Dia
menjelaskan secara spesifik melakukan kajian dan penelitian tentang
perbandingan pemikiran Paulo Freire dengan Ki Hajar Dewantara, konsep
pendidikan humanistik dan relevansinya terhadap PAI serta memotret pemikiran Paulo
Freire dengan Ki Hajar Dewantara tentang konsep pendidikan humanistik dan
relevansinya terhadap PAI. Dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Uci Sanusi (2013 v.11.2) yang
menulis dalam jurnalnya yang
berjudul “Pembelajaran dengan
Pendekatan Humanistik”. Jurnal ini menyimpulkan analisis kebijakan, proses pembelajaran, problematika
pembelajaran humanistik pada mata pelajaran secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Dalam
pembelajaran bahasa Arab juga terdapat kegiatan belajar mengajar yang di
dalamnya memuat metode dan pendekatan pembelajaran. Keduanya ini di lakukan
demi tercapainya kesuksesan siswa memperoleh ilmu bahasa.
Penciptaan kondisi
dan suasana pembelajaran bahasa Arab dengan suasana yang menyenangkan dan
membuat motivasi siswa dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab
adalah salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar bahasa
khususnya bahasa Arab. Model pembelajaran yang konservatif, menakutkan dan kaku
perlu di jauhkan agar siswa tidak membenci materi yang diajarkan. Pembelajaran
bahasa Arab agar lebih efektif dan efisien maka perlu pendekatan yang bisa
memfasilitasi peserta didik untuk melihat makna di dalam bahan ajar yang mereka
pelajari, salah satunya dengan menerapkan pendekatan humanistik.
Implementasi
pendekatan humanistik dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas VII SMP IT Darul
Rahman Tempuling – Tembilahan, penulis melihat pada proses pembelajaran bahasa
Arab yang berlangsung, guru sudah mampu dalam mengimplementasikan pendekatan
humanistik pada metode pembelajaran bahasa Arab. Hal ini dilihat antara guru
dan siswa maupun sebaliknya, penciptaan suasana yang nyaman tanpa ancaman, para
siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
menjadi berpusat kepada siswa, guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator,
di samping itu siswa diberikan kebebasan berpendapat. Namun ada beberapa
hambatan terkait implementasi pendekatan humanistik yaitu kurangnya fasilitas
media dan sumber belajar yang memadai di sekolah. Solusinya adalah menggunakan
media dan sumber pembelajaran di sekolah dengan kreativitas siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusia, Jakarta : PT Rineka Pustaka,
1990.
Maimunah,
Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Humanistik, Medina Te- Jurnal Studi Islam,
2016.
Rosyidi, Abd
Wahab dan Ni’mah, Mamlu’atul, Memahami
Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, Malang : UIN Maliki Press, 2011.
Sanusi, Uci. Pembelajaran
dengan Pendekatan Humanistik : Penelitian pada MTs Negeri Model Cigugur
Kuningan, Taklim : Jurnal Pendidikan Islam, 2013.
Schunk, D. H.
Learning Theories: an Educational Perspective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2012.
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung : Alfabeta, 2015.
Yusuf, S. Teori
Kepribadian. Bandung: PT. Remaja Rosdakary, 2007.
Post a Comment