PENDAHULUAN
Bahasa Arab sudah mulai dikenal
sejak masuknya Islam ke wilayah Tanah Air Indonesia. Bagi bangsa Indonesia,
khususnya umat Islam, bahasa Arab bukanlah "bahasa Asing" karena
muatannya menyatu dengan kebutuhan umat Islam. Sayangnya, sikap dan pandangan
sebagian besar kaum muslim Indonesia masih beranggapan, bahasa Arab hanyalah
bahasa agama sehingga perkembangan bahasa Arab terbatas di lingkungan kaum
muslimin yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan agama. Hanya lingkungan kecil
yang menyadari betapa bahasa Arab selain sebagai bahasa agama merupakan bahasa
ilmu pengetahuan dan sains yang berhasil melahirkan karya-karya besar ulama di
berbagai bidang ilmu pengetahuan, sosial, kedokteran, sejarah, dan sastra. Karena itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan
babasa Arab merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan modern
yang berkembang cepat dewasa ini.
Tujuan pembelajaran bahasa Asing
adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan
maupun tulisan. Kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pegajaran bahasa
disebut keterampilan berbahasa (maharah al-Lugawiyah). Keterampilan tersebut ada
empat, yaitu keterampilan menyimak (maharah al- Istima'), keterampilan
berbicara (maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-Qiraah) dan
keterampilan menulis (maharah al-kitabah). Keterampilan menyimak dan membaca,
dikategorikan kedalam keterampilan reseptif (maharah al-Istiqbaliyah).
Sedangkan keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan kedalam keterampilan
produktif (maharah al Intajiyah).
Setiap keterampilan itu erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya ditempuh melalui hubungan urutan yang teratur.
Mula-mula pada masa kecil seorang anak belajar menyimak bahasa, kemudian
berbicara setelah itu belajar membaca dan menulis.
Proses kemajuan mempelajari bahasa Arab bagi
orang Indonesia sangat bergantung pada sejauh mana perbedaan dan persamaan
antara bahasa pelajar dan bahasa Arab yang dipelajarinya dan sejauh mana bahasa
pelajar itu dapat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Arab.
Proses kemampuan berbicara dalam
bahasa Arab sebagai bahasa Asing tidaklah mudah. Kemampuan berbicara bahasa
asing (bahasa Arab) merupakan proses yang panjang. Pada dasarnya bahasa
merupakan proses kebiasaan, rnaka dalam belajar bahasa apalagi bahasa Asing
(bahasa Arab) seseorang harus sadar dengan seluruh daya dan upaya terhadap
kebiasaan tersebut. Kegiatan berbicara sebenarnya merupakan kegiatan yang
menarik. Akan tetapi hal itu dapat berubah menjadi keadaan sebelumnya
disebabkan karena perasaan malu, tidak ada motivasi atau minimnya kosa kata dan
pola kalimat yang dimiliki oleh peserta didik. Kemahiran berbicara (maharah
al-Kalam) merupakan salah satu jenis kemahiran bahasa yang membutuhkan
kebiasaan dan latihan yang secara terus menerus. Menurut Juwairiyah Dahlan
untuk memperlancar berbicara (al-Kalam) tidaklah cukup hanya berbekal dengan
ilmu nahwu/ shorof saja, melainkan harus sering latihan dalam
hal-hal berikut ini secara seimbang yakni: keterampilan menyimak (maharah
al-Istima), keterampilan berbicara (maharah al-Kalam), keterarnpilan menulis
(maharah al- Kitabah, dan keterampilan membaca (maharah al- Qiraah).
Pembelajaran bahasa Arab dalam hal ini
berbicara (al-Kalam) yang diajarkan di Pondok Pesantren Ar-Royyan Rokan Hulu dirasa
sulit oleh sebagian santri yang sebelumnya tak terbiasa menggunakan bahasa Arab
dalam kesehariannya. Pembelajaran berbicara (al-Kalam) akan terasa lebih mudah
jika dalam lingkungannya juga mendukung seperti adanya al-Bi'ah al-Lugawiyah,
jadi santri tidak merasa kesulitan bahkan akan merasa terbiasa menggunakan
bahasa Arab.
Santri Pondok Pesantren Ar-Royyan Rokan Hulu berasal dari latar belakang pendidikan yang
bermacam-macam, terutama dari mereka yang berasal dari sekolah umum yang sama
sekali belum pernah memperoleh pelajaran bahasa Arab. Kondisi seperti ini
tentunya akan menimbulkan berbagai problem terkait dengan kemampuan berbicara
(Maharah al-Kalam) jika dibandingkan dengan santri yang berlatar belakang madrasah dan pondok pesantren.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.
Deskriptif menurut Suharsimi Arikunto adalah penelitian yang menggambarkan apa
adanya. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara untuk
menyelesaikan masalah dengan memaparkan keadaan objek yang di teliti baik itu
seseorang, masyarakat dan lembaga sebagaimana mestinya berdasarkan fakta yang
ada.
Format deskriptif kualitatif pada
umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif
kualitatif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan),
tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena.
Penelitian kulitatif dimana data
yang dikumpulkan yang kemudian dianalisa dianalisa menjadi satu informasi yang
bermakna dan memiliki arti. Kualitatif menurut Lexy Moleong bahwa data yang
dikumpulkan berupa katakata gambar dan bukan angka-angka. Sedangkan deskriptif
kulitatif merupakan penelitian yang berusaha memaparkan,
mengkaji, dan mengaitkan data yang diperoleh baik secara tekstual (seperti
aslinya) atau kontekstual (pemahaman terhadap data) kedalam tulisan-tulisan
untuk mendapatkan kejelasan terhadap perrnasalahan yang dibahas kemudian
dipaparkan dalam bentuk penjelasan-penjelasan.
Metode pengumpulan data kualitatif
yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik
analisis data adalah metode observsi partisipasi, metode wawancara mendalam,
bahan dekumenter, dan tes maharah al-Kalam. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, dirnana penulis
memfokuskan analisis pada kondisi santri yang
memiliki ketrampilan berbicara bahasa Arab selama menjalani proses pembelajaran
di pesantren.
Teknik analisis ini diperlukan agar
dapat memberikan gambaran tentang kondisi di lapangan (santri), dan bagaimana membentuk generasi Islam yang memiliki kemampuan
untuk berbicara bahasa Arab di Pondok Pesantren Ar-Royyan Al-Islami Rokan Hulu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang di inginkan. Berikut ini
adalah proses tahapan dalam menganalisis data dalam peneltian ini sesuai dengan
data yang diperoleh: Tahap penelitian data ini menguraikan proses pelaksanaan
penelitian mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian
sebenarnya dan penulisan laporan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Pembelajaran Bahasa Arab Santri Kelas 1
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ar-Royyan Rokan Hulu.
Pembelajaran
adalah pendidikan atau suatu usaha yang dilaksanakan secara sengaja, dengan
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelurn proses dilaksanakan,
serta pelaksanaannya terkendali. Keberhasilan
dalam belajar adalah bila siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam
kegiatan belajarnya. Persiapan memang penting dalam proses pembelajaran berupa Progam Proses Pembelajaran Semester (PPPS), Silabus, dan materi ajar dan lain-lain. Dengan persiapan yang
matang menjadikan santri lebih aktif
dalam proses pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan akan tercapai. Di antara
tujuan yang harus dicapai oleh santri berupa 4
keterampilan berbahasa Arab yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca,
keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
Tujuan
pembelajaran merupakan patokan untuk mencapai target dan untuk menentukan
keberhasilan belajar. Maka pembelajaran bahasa Arab harus sejalan dengan tujuan
yang akan dicapai yakni untuk melatih dan membiasakan santri untuk menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi secara tepat dan
benar, baik dalam bahasa lisan maupun tulis dalam berbahasa dan komunikasi.
Dengan strategi langsung, group kecil dan melihat gambar ini dapat mengajak
atau melatih santri agar terbiasa dan aktif dalam berbicara, tanpa adanya suatu
paksaan yang membebani para santri, Sehingga
dengan menggunakan strategi ini para santri
bisa aktif dalam ruangan.
b.
Keterampilan Berbicara (maharah al-Kalam) Bahasa Arab Santri Kelas 1 Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Ar-Royyan Aliantan Rokan Hulu.
Keterampilan
berbicara bahasa Arab harus sudah dilatih semenjak Santri Kelas 1
Madrasah Aliyah agar pada kelas 3 Madrasah Aliyah sudah mampu berbicara bahasa
Arab dengan baik. Para santri perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh
melalui latihan. Kemudian santri dapat berbicara dengan tepat dan jelas.
Peran aktif
pengajar dan santri dalam proses pembelajaran, perlu juga mendapat perhatian
khusus karena tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran merupakan salah satu
faktor penunjang keberhasilan proses belajar mengajar dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan belajar.
Kemampuan
berbicara bahasa Arab santri masih rendah
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal itu terlihat saat peneliti
melakukan observasi di kelas atau dengan tes maharatul kalam bahwa interaksi
antara santri dengan guru terlihat kaku
saat proses pembelajaran disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi antara
lain kemampuan dasar santri, pengalaman
belajar santri, motivasi dan minat belajar bahasa Arab yang rendah, kurangnya
melatih diri dalam berbicara bahasa Arab dengan sesama santri.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa
Arab di Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh guru bahasa Arab berjalan
dengan baik. Para guru
melakukan persiapan dalam proses pembelajaran berupa penyusunan Progam Proses Pembelajaran Semester (PPPS), silabus, dan materi ajar dan lain-lain. Dengan persiapan yang
matang menjadikan pembelajaran lebih aktif sehingga tujuan yang diharapkan akan
tercapai. Dan kemampuan berbicara bahasa Arab santri
masih rendah, hal itu dikarenakan: Rendahnya motivasi santri dalam belajar bahasa Arab, kurangnya penguasaan kosakata bahasa
Arab, kurangnya pemahaman terhadap kaidah-kaidah bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alwasilah,
Chaedar. 2014.Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Rosda.
[2] Bunging,
Burhan. 2011.Penelitian kualitatif, komunikasi ekonomi kebijakan publik dan
ilmu sosial lainnya, Jakarta: Kencana.
[3] Dahlan,
Juwariyah. 1992. Metodologi Belajar Mengajar Bahasa Arab, Surabaya: Al-Ikhlas.
[4] Hamid,
Abdul dkk, 2008. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan Metode, Strategi, dan
Media. Malang: UIN Malang Press.
[5] Hermawan,
Acep. 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosda.
[6] Izzan,
Ahmad. 2011. Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniera.
[7] Karman,
dkk., 2012. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta Selatan: Halliana Press.
[8] Meleong,
Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Post a Comment