STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu system, karena pembelajaran
adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses pembelajaran
itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen, melalui
pemahaman system, minimal setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran
atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,
pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ingin di capai dan mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut. Melalui system
perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan
yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menetukan berbagai strategi yang bisa
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Maka perlu adanya strategi
yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
strategi pembelajaran?
2.
Bagaiamana
strategi pembelajaran berbasis teknologi?
C. Tujuan Makalah
1. Mahasiswa mengetahui tentang definisi strategi pembelajaran
2. Mahasiswa mengetahui tentang strategi
pembelajaran berbasis teknologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.
Strategi
pembelajaran menurut para ahli:
a.
Sudirdja dan Siregar (2004:6)
Strategi
pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
pembelajaran dapat dipermudah pencapainya.
b.
Miarso (2004:530)
Strategi
pembelajaran adalah pendekatan yang menyeluruh dalam sebuah system pembelajran
dalam bentuk pedoman dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran.
c.
Kemp (1995)
Strategi
pembelajran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas.
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya / kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh
sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas,
yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu strategi. Tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu
strategi saja.
B.
Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan onformasi dan
kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus
dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi
apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan
efesien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan
menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menetukan
strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan.
a.
Pertimbangan yang berubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
b.
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c.
Pertimbangan dari sudut siswa
d.
Pertimbangan-pertimbangan lainya
C.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses
Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah
hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1.
Berorentasi pada tujuan
Dalam
system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktifitas guru
dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini
sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan
siswa mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Aktivitas
Belajar
bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat,
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena
itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas
tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas siswa, akan tetapi juga meliputi
aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa
dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap sisw yang pura-pura aktif
padahal sebenarnya tidak.
3.
Individualitas
Mengajar
adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada
sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan
perilaku setiap siswa. Demikian juga halnya dengan guru, dikatakan guaru yang
baik dan professional manakalah ia menangani 50 orang siswa, seluruhnya
berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau
tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai
tujuan pembelajaran.
4.
Integritas
Mengajar
harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar
bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi.
D.
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a.
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menenakankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal
atau strategi ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Mengapa
demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh
guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. materi pelajaran seakan
sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses
bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.
- prinsip
- prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
a.
berorientasi pada tujuan
b.
prinsip komunikasi
c.
prinsip kesiapan
d.
prinsip berkelanjutan
- langkah
dalam penerapan strategi ekpositori
1.
persiapan (preparation)
2.
penyajian (presentation)
3.
menghubungkan (correlation)
4.
menyimpulkan (generalization)
5.
penerapan (application)
-
keunggulan strategi ekspositori antara lain:
a.
guru bisa mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran, dengan demikian
ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan.
b.
sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c.
selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus siswa melihat atau mengobservasi.
d.
strategi pembelajaran ini bias digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas
yang besar.
-
kelemahan strategi ekspositori antara lain:
a.
strategi ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b.
karena strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi.
c.
gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akn sangat
terbatas.
b.
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari
bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
-
Prinsip- prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri:
a.
Berorientasi pada pengembangan intelektual
b.
Prinsip interaksi
c.
Prinsip bertanya
d. Prinsip
belajar untuk berpikir
e.
Prinsip keterbukaan
-
Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri:
a.
Orientasi
b.
Merumuskan masalah
c.
Mengajukan hipotesis
d.
Mengumpulkan data
e.
Menguji hipotesis
f.
Merumuskan kesimpulan
-
Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri:
a.
Strategi menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b.
Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c.
Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
-
Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri:
a.
Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.
Stretegi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
c.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
SPBM
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyelesaian maslaah yang dihadapi secara ilmiah. Sistematis artinya
berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah di dasarkan pada data dan fakta yang jelas.
-
Keunggulan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM):
a.
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tekhnik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pembelajaran.
b.
Pemecahan masalah (problem Solving) dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
-
Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM):
a.
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
b.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
c.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
d.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)
Dalam
SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi,
siswa di bombing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui
proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Walaupun tujuan SPPKB sama dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI), yaitu
agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri, akan tatapi
keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada
pola pembelajarannya yang digunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru
memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berfikir, bukan teka-teki
yang harus di cari jawabannya seperti dalam pola inkuiri.
e.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan berlajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah di rumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: (1) adanya peserta
dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya belajar setiap
anggota kelompok dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Uturan
kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang
terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota
kelompok.
-
Keunggulan SPK
a.
Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b.
SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.
SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d.
SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
-
Kelemahan SPK
a.
Untuk memahami dan mengerti filosof SPK memang butuh waktu. Sangat tidak
rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning.
b.
Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu,
jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran
langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c.
Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
f.
Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah salah satu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang kita pahami yaitu sebagai
berikut ini
Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk
menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman
secara langsung.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara
materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi
yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
g.
Strategi Pembelajaran Afektif
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang
sifatnya tersembunyi, tidak berada di dalam dunia yang empiris. Nilai
berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak
indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil ,dan lain sebagainya.
Pandangan seseorang tentang semua itu tidak bisa diraba, kita hanya
mungkin dapat mengetahuinya dari perilaku yang bersangkutan. Oleh karena itu,
nilai pada dasarnya standar perilaku, ukuran yang menentukan atau kriteria
seseorang tentang baik dan buruk, baik dan buruk, layak dan tidak layak
sehingga standar itu yang akan mewarnai perilaku seseorang. Dengan demikian,
pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman nilai kepada peserta didik yang
diharapkan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku.
h.
Strategi Pembelajaran Berbasis Teknologi
Teknologi memiliki kemajuan terutama teknologi komunikasi berbasisi
computer, kemajuan teknologi ini berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran
untuk menjadikan peserta didik yang aktif, kreatif dan pertisipatif dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran melaui teknologi dituntut berprilaku sopan,
terbuka disiplin bukan hanya sekedar membaca, menulis dan pembelajaran pokok
lainnya.
Mengombinasikan antara metode pembelajaran dalam tatap muka di
gabungkan dengan teknologi atau web bisa meningkatkan interaktifitas peserta
didik, hal ini dapat memaksimalkan pekerjaan pembelajaran dalam kombinasi.
Dalam proses pembelajaran teknologi perlu di jadwal dengan terstruktur agar
tercapai proses pembelajaran.[1]
Teknologi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
dalam pembelajaran berbasis teknologi dapat berjalan secara efektif dan
terkontril, disini pengajar bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai
fasilitator pembelajaran terhadap peserta didik. Model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi dapat mengefektifitaskan pengajaran dan juga
pembelajaran.[2]
Menerapkan metode pembelajaran teknologi di dalam kegiatan sekolah
salah satu metode untuk meningkatkan kualitas pendidikan. ada beberapa pendapat
dalam penelitian bahwasannya bahan ajar atau metode yang disajikan kedalam
bentuk teknologi atau ICT dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Berkaitan
dengan pada masa ini teknologi atau e-learning tingkat pengajaran masih kurang
peka. Model atau media masih belum diterapkan didalam masyarakat saat ini, maka
untuk itu perlunya meningkatkan kesadaran dan kepekaan agar pembelajaran di
indonesia dapat meningkat dalam kualitas bahkan kuantitasnya.[3]
Teknologi pendidikan merupakan suau media yang multi fungsi, karena
dapat dilakukan interaksi dengan interpersonal maupun masa. Berkaitan dengan
teknologi pembelajaran, teknologi bisa menjadi alat bantu media ataupun metode
dalam pelaksanaan pembelajaran, adapun karakteristik model pembelajran yang
khas diantaranya : sebagai media masa perorangan ataupun masa, bersifat
interaksi dalam pendidikan, melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara
lebih luas jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media konfensional.[4]
E. Teknologi
Pembelajaran
Kata
teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan
proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang
sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Definisi lainnya
(digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita
yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi
produk yang diinginkan (dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi).
Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan
teknik kita meningkat.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedi bebas menjelaskan tentang teknologi sebagai berikut:[5]
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Pada pertengahan abad ke-20, manusia
telah mencapai kecukupan teknologi untuk kali pertama meninggalkan atmosfer
Bumi dan menjelajahi ruang angkasa.
Teknologi pendidikan adalah kajian
dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan
membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.
Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan
pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem
dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang
digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.
Menurut Ir. Lilik Gani HA, M.Sc.Ph.D
dapat disimpulkan bahwa[6]:
1) Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang
(field of study); 2) Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk
memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk
meningkatkan kinerja; 3) Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan
pendekatan system (pendekatan yang holistic/komprehensif, bukan pendekatan yang
bersifat parsial); 4) Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan
analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan
evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar; 5) Yang dimaksud
dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah teknologi dalam arti luas,
bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech);
6) Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi
orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan
merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala
aspek belajar manusia.
Seperti yang dijelaskan di atas
bahwa kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis, desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik
proses-proses maupun sumber-sumber belajar. Tujuan teknologi dalam pembelajaran
adalah untuk memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan khusunya untuk
teknologi informasi dan komunikasi.
Dijelaskan
oleh Jamal dalam bukunya “Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pndidikan” bahwa pembelajaran yang didukung oleh
tekologi ini setidaknya akan berjalan efektif dengan:[7] 1)
Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan permasalahan –
permasalahan dalam kehidupan nyata (kontekstual) sehingga pendidikan menjadi
relevan dan responsive terhadap tuntutan kehidupan nyata sehari-hari.
Implikasinya kurikulum menjadi lebih menarik dan dapat merangsang minat atau
motivasi peserta didik karena dapat dengan mudah menerapkan pengetahuannya
dalam kehidupan nyata sehari-hari; 2) Menumbuhkan pemikiran reflektif; serta 3)
Membantu perkembangan dan keterlibatan aktif dari peserta didik dalam proses
belajar.
F. Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab Berbasis Teknologi
Dari beberapa permasalahan di atas
dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor pembelajaran yang dilibatkan adalah:
pengaturan materi untuk tiap jenjang (manajerial), motivasi peserta didik,
pendekatan kontekstual, media pembelajaran, peningkatan kompetensi guru,
efektivitas waktu pembelajaran, dan komunitas bahasa.
Peran beberapa media teknologi berikut dapat
mengambil fungsi-fungsi sebagai faktor-faktor penunjang pembelajaran bahasa Arab :
1.
Internet
Penggunaan internet dan web tidak
hanya dapat memberikan kontribusi yang positip terhadap kegiatan akademik
mahasiswa tapi juga bagi dosen. Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi
dosen untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah yang
menjadi bidang kemampuannya. Melalui penggunaan internet dan web, dosen akan
selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada mahasiswa. Hal
ini tentu saja menuntut kemampuan dosen itu sendiri untuk selalu giat mengakses
website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan
definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di perguruan
tinggi dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (human ware)
yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.
Penggunaan Internet untuk keperluan
pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta
yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya
proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat
dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan
sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya
seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.
Melalui internet, pembelajar dapat
mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu
forum diskusi, dan sebagainya. Interaksi antara dosen dan mahasiswa, misalnya
penugasan dan pengerjaan tugas pun dapat dilakukan melalui internet. Disamping
itu juga pemanfaatan program power-point digunakan untuk mengembangkan
keterampilan wicara siswa/mahasiswa. Dalam hal ini, siswa/mahasiswa diberi
tugas untuk menguraikan topik tertentu yang diminati selama beberapa menit
dengan dukungan power-point.
Situs-situs yang
berhubungan dengan bahasa Arab dan pendidikan Islam banyak disajikan di
internet, baik yang menyajikan tentang tauhid, tasawuf, sejarah Islam,
akidah-akhlak, dan bidang-bidang lainnya.Juga di internet sangat membantu
penguasaan kemahiran berbahasa Arab. Karena situs-situs tersebut menyajikan
berbagai data dan informasi masa lalu, terkini dan akan datang mengenai dunia
Arab, dunia antar bangsa dan berbagai bidang-bidang kajian bahasa Arab dan
Islam.
2.
CD
Interaktif
Satu lagi perkembangan yang begitu pesat dan semakin
modern makin mempermudah bagi seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai
macam media yang ada, diantaranya adalah CD (compact disk) interaktif.
VCD juga merupakan media pengajaran
bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tip recorder hanya
lebih lengkap. Tip recorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat.
Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam
bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan
komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam konteks pengajaran ALA, telah
banyak program pengajaran ALA yang dikemas dalam bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta,
Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, BustanAr-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan,
Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah al-Huruf al-Arabiyah, Ta'lim al- Lughah
al-Arabiyah, 'Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah
al-Musabaqahwaal-Algha:z serta masih banyak lagi.
3.
Satelite
/ Parabola
Satelit juga memberi kemudahan bagi
para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab yakni dalam pengayaan kosa kata dan
pengenalan budaya. Dengan piringan parabola, motor penggerak dan Digital
Satellite Receiver, kita dapat menikmati siaran TV Arab, yaitu Saudi
Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi Dhabi secara langsung. Satelit ini lebih banyak
dimanfaatkan untuk keterampilan menyimak (maharatul istima’).
4.
Arabic
E- Learning
Istilah e-learning mengandung
pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang
definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup
dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang
menyatakan: e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam
Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi
yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
Matthew Comer hero dalam E-Learning
Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006] mendefinisikan: E-learning adalah
sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi,
dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus
menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena
mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning
didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang
memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat
mengakses jaringan atau Internet.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi memiliki kemajuan terutama
teknologi komunikasi berbasisi computer, kemajuan teknologi ini berpengaruh
terhadap kegiatan pembelajaran untuk menjadikan peserta didik yang aktif,
kreatif dan pertisipatif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran melaui
teknologi dituntut berprilaku sopan, terbuka disiplin bukan hanya sekedar
membaca, menulis dan pembelajaran pokok lainnya.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan
dari makalah yang kami buat. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahamad, Abu, Joko Triprasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung : Pustaka Setia.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, DIVA Press, Yogyakarta,
2011, h. 115
Lilik Gani, Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Akses,
Mutu dan Relevansi Pendidikan di Indonesia, Bandung. Disampaikan pada
Seminar Nasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan di Bandung (04-05 Desember
2008)
Oenardi Lawanto, PEMBELAJARAN
BERBASIS WEB SEBAGAI METODA KOMPLEMEN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,
September 2000 - Pebruari 2001
Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Wahyu Purnomo, Pembelajaran
Berbasis ICT(disampaikan pada “Workshop Pembelajaran Berbasis ICT”
diDinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan, 11-14 Agustus 2008)
https://www.anekamakalah.com/2012/09/makalah-konsep-strategi-pembelajaran.html
[1] Oenardi
Lawanto, PEMBELAJARAN BERBASIS WEB SEBAGAI METODA KOMPLEMEN KEGIATAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, September 2000 - Pebruari 2001, 44-58
[2]
ibid
[3] Wahyu
Purnomo, Pembelajaran Berbasis ICT(disampaikan pada “Workshop
Pembelajaran Berbasis ICT” diDinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan, 11-14
Agustus 2008) hal 1
[4] Ibid hal
4
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
[6] Lilik
Gani, Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Akses, Mutu dan
Relevansi Pendidikan di Indonesia, Bandung. Disampaikan pada Seminar
Nasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan di Bandung (04-05 Desember 2008)
[7] Jamal
Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Dunia Pendidikan, DIVA Press, Yogyakarta, 2011, h. 115
Post a Comment